Aku menatap ke sekelilingku.
Cahaya yang ada di kamarku nyaris tak ada. Mataku hanya mengandalkan penerangan dari lampu lorong di luar kamarku.
Orang terakhir yang masuk ke kamarku pasti memilih mematikan lampu saat aku tertidur. Padahal aku sudah bilang berkali-kali, aku tak suka tidur dengan gelap seperti ini.
Tapi, ya sudah. Mereka memang tak pernah mendengarkanku.
Ayo tidur, Cattleya.
Aku menoleh, di mana seseorang sudah duduk di kursi yang ada di samping ranjangku. Suaranya nyaris tak terdengar. Hanya bisikan lirih namun merdu. Suara baritonnya begitu menenangkan. Continue reading