Kadang aku berpikir, buat apa aku mencintaimu kalau pada nyatanya kehadiranku pun ganjil di matamu.
Kadang aku berpikir, buat apa aku berusaha menghentikan perasaan ini jika dulu aku memulainya dengan menggebu
Kadang pula aku tak pernah berpikir
Mungkin itu yang membuatku bodoh, juga abai terhadap keenggananmu
Ada saatnya di mana aku menyerah. Berusaha belok kanan supaya tak bertemu lagi denganmu
Sebab kau memilih belok kiri
Kemudian kita bertemu di persimpangan
Kau buang muka, seperti sediakala. Di mana kehadiranku adalah ganjil di matamu
Sedangkan kau adalah genap di hidupku
Namun persoalannya bukan lagi genap dan ganjil yang berpisah jalan
Ketika kau akhirnya datang lagi karena memilih jalan kecil untuk memotong jalan yang kutempuh
Kemudian kau datang lagi, kini berjalan di sisiku
Berlaku seperti semua yang selama ini terjadi bukanlah ‘apa-apa’
Kau menetap di sisiku, berjalan bersamaku, menjadikanku genap
Meninggalkan keganjilan yang dulu selalu ada di matamu
Kadang aku berpikir, kenapa kau bisa seperti ini?
Perkara mencintaimu adalah perkara sulit
Sebab kau datang dan pergi berkali-kali, sebab kau lihat atau tidak melihatku,
nyatanya aku tetap mencintaimu
Kadang aku berpikir, saat kau datang seperti ini, mungkin pada akhirnya memang kaulah yang menggenapkanku
Menjadikan ganjil di matamu bukan lagi tembok penghalang
Tapi, kadang aku tak berpikir
Jadi ketika aku mulai nyaman dengan ini semua, kau memutuskan untuk melewati jalan pintas lainnya
Kali ini untuk meninggalkanku, lagi
Sayang, andai perasaan seperti langkah yang bisa kita kendalikan, mungkin aku sudah memberhentikannya sejak lama
Saat ini sepertinya adalah jalan buntunya, di mana aku harus putar balik dan mencari jalan lain
Kali ini aku yang akan melangkah menjauh darimu, lagi
Karena ini tentang perasaan yang semestinya diberhentikan
Bukan diteruskan hanya untuk mendapat luka
Dari aku,
yang pernah menulis cerita dengan namamu
menggunakan nama dengan dua kata yang nama awalnya menggunakan huruf awal nama tengahku yang asli
yang menulis dengan menunggu apa langkah yang kau ambil
yang kau lupakan, tentunya